Sejumlah donatur perorangan Greenpeace di Indonesia berhenti menjadi donatur. Salah Seorang donatur Greenpeace bernama Nina Marlina mencabut bantuannya akibat ketidakpercayaannya kepada Greenpeace yang bermarkas pusat di Belanda itu.
Alasan Nina berhenti donasi hanya memperoleh buletin bulanan dan laporan kegiatan Greenpeace dan sama sekali tidak pernah mendapatkan laporan keuangan. Itulah yang membuat Nina kesal dan meninggalkan Greenpeace.
"Saya menyesal. Lebih baik saya sumbangkan ke Donasi Unicef Untuk Anak Indonesia. Saya baru tahu bahwa perjuangan Greenpeace tidak murni, tapi sarat kepentingan asing," katanya.
Bagus Adhitya dalam surat pembaca di salah satu media cetak mengaku sebagai pemilik kartu kredit salah satu bank terkemuka dan mengeluhkan adanya autodebet sepihak yang dilakukan Greenpeace. Dikatakan, kartu kreditnya itu sudah ditutup setelah membayar seluruh tagihan melalui ATM.
Namun sebulan kemudian Adhitiya mendapat tagihan kembali dari bank lainnya. "Ini aneh, bagaimana mungkin Greenpeace bisa mendebet kartu kredit yang harusnya sudah ditutup? Petugas bank beralasan hal itu untuk keamanan," katanya.
Nina maupun Adhitiya yang telah memiliki member donasi Greenpeace menceritakan, awal menjadi donatur Greenpeace ketika mengunjungi pameran di Jakarta Convention Center (JCC). Greenpeace yang membuka stand di JCC membujuknya menjadi donatur. Saat itu Greenpeace membujuk untuk menjadi donatur dengan alasan untuk menyelamatkan lingkungan.
Proses donasi adalah dengan cara pemotongan tabungan bank secara debit seperti Unicef, WWF dan lain sebagainya. Untuk cara berhenti pun sama dengan cara berhenti donasi Unicef.
Sumber: https://lentera.cloudaccess.host/alasan-berhenti-donasi-greenpeace